Saat ini masyarakat Indonesia bertanya-tanya mengenai kedatangan MEA. Mereka banyak yang kurang tau apa tujuan dan maksud diadakannya MEA yang akan di adakan 2015. Ada juga masyarakat yang tau mengenai kedatangan MEA ini. Tetapi mereka bingung apa yang harus di benahi dan belum memiliki solusi.
Seperti bagaiman cara mengolah dan memanfaatkan Sumber Daya Alam, hal ini terbukti kita mengeksport barang mentah, kemudian Negara kita mengimport barang jadi yang harganya sangat jauh lebih mahal. Perdagangan yang kalah saing dengan Negara lain, contohnya negara kita banyak mengimport barang dari luar negeri sedangkan produksi sendiri hanya sedikit. Belum bisa menjaga kebudayaan dan kekhasan daerah sendiri, buktinya banyak kebudayaan dan makanan dan minuman khas kita yang di akui oleh bangsa lain. ini merupakan contoh masalah umum. (Diana Vita Septiandini)
Adanya MEA yang merupakan bentuk perwujudan dari kesepakatan negara-negara ASEAN menimbulkan beberapa yang berpengaruh bagi negara-negara ASEAN itu sendiri. Seperti yang kita ketahui, salah satu tujuan MEA yang digambarkan secara ekonomi adalah membawa kesejahteraan bagi Indonesia. Apakah benar adanya ? Lalu mengapa para pedagang itu justru terpuruk dan mengalami kegiatan akibat masuknya buah import ?
Bukan seharusnya pedagang itu mengalami kenaikan dalam tingkat kesejahteraanya, sesuai dengan tujuan adanya MEA ? Tidak pasti, dengan kerugian yang dialaminya dan penurunan tingkat kesejahteraannya. (Bachrina Joan Jofita)
Mungkin dengan ini kita bisa membantu. Kita juga harus memiliki rasa cinta produk bangsa Indonesia dengan memproduksinya. Agar pedagang kita tidak kalah saing dengan Negara lain. Tetapi hal ini bukan berarti kita tidak boleh membeli barang dari luar negeri. hanya saja kita harus lebih peduli terhadap produk bangsa.
Apabila kualitas barang yang di jual dalam negeri kurang naik. Itu juga yang menjadi tugas kita. Apabila kita sudah terjun di dunia bisnis. Memang semua butuh proses dan tidak harus langsung memperoleh hasil yang maksimal.
Solusi buat masyarakat yang belum tau tentang MEA, hendaknya pemerintah memberikan sosialisasi dengan mengadakan perkumpulan. Dengan itu pemerintah bisa menjelaskan apa sebenarnya MEA itu dan bagaimana cara penerapannya.
Pemerintah disini tidak hanya berperan sendiri, hendaknya di bantu oleh perangkat setiap daerah. Bisa juga di bantu oleh orang yang berpengalaman. Tidak hanya melalui suatu perkumpulan , Pemerintah juga bisa mensosialisasikan MEA ini dalam media cetak maupun elektronik. Apalagi sekarang zamnnya teknologi yang berkembang pesat. (Diana Vita Septiandini)
Kesiapan pemerintah harus benar-benar di perhitungkan, persiapan pemerintah harus dimaksimalkan. Kesiapan pemerintah menjadi talak ukur berhasil dan tidaknya Indonesia dalam pergulatan MEA.
Terdapat empat karakteristik MEA antara lain :
- Pasar tunggal dan kesatuan basis produksi.
- Kompetisi ketat kawasan.
- Pembangunan ekonomi yang equitable tidak memberi prefensi lokal.
- Integrasi kawasan secara sepenuhnya kepada perekonomian global.
- Pengembangan SDM dan peningkatan kapasitas.
- Saling pengakuan akan kualifikasi jasa profesional.
- Konsultasi erat masalah ekonomi makro dan kebijakan keuangan, instrumen pembiayaan perdagangan.
- Konektivitas komunikasi dan penguatan infrastruktur.
- Pengembangan pemusatan transaksi berbasis elektronik.
- Integrasi industri di seluruh kawasan untuk memajukan sumber daya regional.
- Mendorong peran dan pelibatan sektor swasta untuk membangun MEA.
Perubahan kurikulum ini mulai tampak, karena di tahun ajaran 2013 ini mulai diberlakukan kurikulum baru, yaitu kurikulum 2013 (K 13). Namun, menurut saya sikap dan kinerja dari pemerintahpun tampak belum profesional. Saya dapat mengutarakan opini tersebut karena saya melihat bahwa dalam pelaksanaan K13 ini tidak serempak dilaksanakan di Indonesia.
Apa pemerintah juga yakin pelaksanaan kurikulum ini dapat berjalan sesuai dengan pemikiran pemerintah ?
Jika kinerja pemerintahpun di nilai belum profesional, apa pemerintah juga yakin dapat mencetak tenaga kerja yang profesional pula? Hal itu juga harus di fikirkan oleh pemerintah.(Duwi Ayunigrum Hartiningsih)
No comments:
Post a Comment